• Jumat, 29 September 2023

Bagaimana Seni Kepemimpinan Bekerja? Berikut Pengertian dan Cara Mengembangkannya

- Kamis, 7 September 2023 | 17:38 WIB
Seni dalam kepemimpinan bekerja (Foto: Unsplash)
Seni dalam kepemimpinan bekerja (Foto: Unsplash)

Oleh: Rachmat Kartakusuma

JAKNET -- Seorang pimpinan atau atasan baik itu di sebuah organisasi, perusahaan, instansi pemerintahan, pasti memiliki tugas yang tidak ringan.

Mereka harus mampu berkoordinasi dengan rekan kerja, atasan langsung, bawahan langsung, dan sebagainya.

Terkadang, tidak sedikit seorang atasan yang memiliki usia relatif muda, sedangkan ia memiliki bawahan yang usianya jauh di atas.

Hal ini, tentu akan berpotensi sebuah ketersinggungan antara bawahan dan atasan. Seorang atasan tentu harus memiliki cara yang unik yang dapat mempengaruhi rekan kerja maupun bawahan yang memiliki rentang usia berbeda.

Meski demikian, banyak juga seorang bawahan yang tidak mempermasalahkan jika mendapat arahan dan perintah dari atasan yang usianya relatif lebih muda, karena mereka beranggapan bahwa selama dalam lini pekerjaan, ini adalah sebuah tugas yang harus diselesaikan secara profesional.

Yang paling utama perlu dimengerti oleh seorang atasan, adalah rasa empati terhadap tim kerja, tanpa adanya rasa empati yang baik, maka dapat dipastikan tim akan bekerja di dalam tekanan karena tidak adanya hubungan emosional yang baik antar anggota tim.

Bisa dibayangkan, seorang pemimpin yang arogan dan sombong, serta tidak mau mengerti keadaan anak buahnya saat itu, apalagi anak buahnya memiliki rentang usia yang jauh lebih tua, dan anak buah tersebut dipaksa untuk bekerja untuk mencapai kepuasan sang atasan tersebut. Seperti apa rasanya?

Tentu bukan hasil baik jadinya, melainkan sebaliknya. Namun jika kita balik keadaannya, seorang pemimpin yang memiliki empati tinggi terhadap tim, mengerti kondisi anak buah yang saat itu belum dapat menyelesaikan pekerjaannya, mendapat bimbingan langsung dari atasan langsungnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah seorang bawahan tersebut akan mendapatkan rasa seorang pemimpin yang tidak hanya profesional dalam pekerjaan, melainkan seorang pemimpin yang memiliki rasa empati tinggi, dan ingin setiap anak buah di dalam tim tersebut dapat berkembang dengan baik untuk menjadi pekerja yang lebih profesional.

Kalau kita berbicara mengenai bawahan yang memiliki usia lebih tua, memang kita harus memiliki cara yang lebih menggunakan empati. Misalnya, jika kita seorang manajer di sebuah perusahaan dan kita berusia 25 tahun, sedangkan staf kita memiliki usia 35 tahun.

Secara rentang usia sudah jelas perbedaan usia antara anak buah dan atasan adalah 10 tahun, biasanya dari rentang usia yang relatif jauh ini memiliki cara pandang yang berbeda, baik dikarenakan perbedaan generasi atau pun dari pengalaman hidup seorang staf yang lebih lama dibandingkan seorang manajer tersebut.

Hal ini bisa diatasi dengan cara-cara sederhana, namun memiliki dampak yang baik di kemudian hari. Sederhanannya, jika ada orang lebih muda dibandingkan dengan diri kita, tentu kita ingin mereka tetap menghormati kita.

Mungkin jika dia lebih tua dibandingkan dengan kita, kita dapat memanggil mereka dengan sebutan yang menunjukkan rasa hormat, semisal mengajak bicara dengan sebutan, “Mas”, “Mba”, atau bahkan dengan sebutan “Bapak” atau “Ibu”.

Dengan demikian, hal ini membuat mereka mereka merasa dihormati oleh kita.
Kemudian jika kita meminta sebuah pekerjaan kepada anak buah untuk diselesaikan, bisa dengan cara yang unik.

Halaman:

Editor: Nurcholis Anhari Lubis

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X